|
Dok. LAPMI EKSISTENSI |
“Perjuangan itu bukan hanya dengan bersuara lantang, tetapi perjuangan itu harus juga menghasilkan sebuah karya, dan karya merupakan eksistensi pemuda dan mahasiswa” .
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
Komisariat Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (ISIP) Cabang Pontianak,
melangsungkan kegiatan Basic Training (LK-1) yang dimulai pada tanggal
27 februari hingga 3 maret 2014 bertempat di Masjid Nurul Falah Jalan A.
Yani 2 Kabupaten Kubu Raya.
Kegiatan yang berlangsung selama 4 Hari
tersebut, di ikuti oleh 31 Peserta dari lintas perguruan tinggi, yang
berasal dari Fisip, Hukum, Fkip, Stkip, UMP, dan UPB. Tema yang diusung
panitia adalah “membumikan nilai-nilai dasar perjuangan untuk mencapai insan kamil”.
Materi yang disampaikan dalam kegiatan ini, adalah materi Ke-HMI an,
Keorganisasian dan Keislaman, selain itu ada materi penunjang yaitu
materi jurnalistik, kewirausahaan dan pergerakan mahasiswa.
Ketua Umum Komisariat ISIP, Zainudin
Kismit mengatakan Kegiatan Basic Training (LK-1) ini merupakan agenda
rutin komisariat yang wajib dilaksanakan dalam kepengurusan. Tujuan LK-1
ini adalah bagaimana para mahasiswa kader HMI mampu mengembangkan
wawasan insan citanya yaitu Terbinanya insan akademis, pencipta,
pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya
masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Subhanahu wata’ala.
Selain itu, Dalam membangun pondasi
organisasi yang sudah berumur 67 tahun sejak didirikan pada tanggal 5
februari 1947, HMI selalu istiqomah melaksanakan perkaderan dan hasilnya
HMI sudah mencetak kader-kader yang sudah mampu mengabdi kepada rakyat,
banyak alumni HMI yang sudah berhasil menjalankan amanah baik itu dalam
di birokrasi pemerintahan, eksekutif, yudikatif dan legislatif. Selain
itu, banyak alumni HMI yang menjadi akademisi, wirausaha dan jurnalis.
Secara terpisah, Muslimin Ketua bidang
pembinaan Anggota (PA) HMI Cabang Pontianak mengatakan kaderisasi selalu
menjadi prioritas dalam himpunan. Tercatat sudah 20 kali komisariat
Se-cabang Pontianak melaksanakan LK-1.
Mahasiswa harus membangun pondasi dirinya, karena sejatinya mahasiswa sebagai agent of change, moral force dan social control. Untuk
itu, tidak cukup hanya kampus menjadi pembelajaran akademik, perlu
sekolah aktivis yaitu diorganisasi dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)
tempatnya.
Organisasi atau dikenal dengan sekolah
aktivis, merupakan tempat atau kaderisasi mental dan karakter untuk
menjadi seorang pemimpin kedepan. Pemimpin yang dihasilkan dari sekolah
aktivis bukan hanya pintar tetapi harus berkarakter dan memegang prinsip
dasar seperti akhlak nabi Muhammad SAW. Mahasiswa bukan hanya
mengktrik dengan suara lantang, tapi lebih bersikap kritik dengan
memberikan solusi aktif, olah karena itu yang menjadi modal perjuangan
mahasiswa adalah sebuah karya, karena itu bagian dari eksistensi
perjuangan, ucap muslimin.
Penulis : Tim LAPMI Eksistensi
ADS HERE !!!