Posted by hmiisipkhatulistiwa
|
Giat Anshorrahman |
Kring...kring... nada dari sebuah jam yang kecil tergeletak diatas meja , bergetar dan berbunyi tak berirama. Memaksa seorang pemuda membuka mata yang sedang enak terpejam , hatinya jengkel tak karuan ketika melihat jam masih menunjukan pukul 06.00, tak seperti hari biasanya dia bangun pagi dengan semangat.
Mandi , gosok , gigi tak lupa bereskan tempat tidurnya disebuah rumah yang tak terlalu kecil apalagi besar dengan rumah kontrakan sederhana dia mengadu nasib di negeri perantauan untuk sebuah tujuan yang pasti yaitu memperoleh titel sarjana.
Pemuda itu bernama doyok , dia merupakan mahasiswa salah satu perguruan tinggi ternama didaerahnya sekarang si doyok sudah berada pada semester 4 , rambutnya yang gimbal badanya yang kurus bak seperti kaum marjinal akan tetapi dia mempunyai kelebihan pemikiran yang cerdas, kritis , mempunyai jiwa idealis dan dia merupakan seorang aktivis yang peka terhadap permasalahan yang menyangkut dengan rakyat.
“ jika saya terpilih sebagai presiden maka saya akan bersikap tegas,ke stabilan ekonomi, pemerataan pembangunan” ucap salah satu calon kandidat presiden
Terdengar suara dari sebuah ruangan yang hanya berisi TV dan serakan buku yang berantakan, ternyata di salah satu chanel televisi meyiarkan kampanye salah satu kandidat calon presiden dan wakil presiden “ alah itu omongan sudah pernah saya dengar ketika para presiden terdahulumu menjadi capres, tapi buktinya nihil dari awal dia dilantik presiden hingga sampai saat ini mau habis masa jabatannya belum ada pemerataan pembangunan untuk dibanggakan bangsa ini , ditambah kesenjangan ekonomi yang samakin parah” celoteh doyok
Doyok yang mempunyai pemikiran kritis resah melihat kampanye yang selama ini berulang-ulang disampaikan oleh salah satu kandidat , dia sangat peka terhadap apa yang saat ini terjadi. Doyok berpikiran saat ini para penjahat-panjahat mulai merambat ke pemerintahan yang bisa membuat negara ini tidak patut untuk dihuni oleh manusia.
Pemuda ini mulai resah dengan situasi yang semakin tak terkendali ditambah masyarakat yang terlalu mudah untuk di bodohi oleh penjahat yang berkedok sebagai penyelamat bangsa ini , dan semakin menderita bangsa ini ketika melihat Fakta dilapangan bahwasannya tingkat keapatisan Mahasiswa semakin meningkat.
“apa jadinya bangsa ini ketika para kaum intelektual dan terdidik hanya fokus mementingkan dirinya sendiri dan masa bodoh pada situasi carut marut bangsa ini” celotehnya kembali
Doyok yang saat itu sedang risih terhadap situasi yang terjadi pada mahasiswa saat ini dengan tingkat keapatisan yang semakin tahun semakin naik. Polemik ini yang menjadi salah satu permasalahan ancurnya bangsa ini , kepedulian mahasiswa yang hanya tertuju pada Index prestasi dianggapnya sebagai kaum yang percuma untuk di banggakan ketika sudah menjadi sarjana, karena pada saatnya nanti mereka akan tetap mementingkan dirinya sendiri sebab itu yang diajarkan pada saat mereka menjadi mahasiswa yang tidak menjalankan fungsi sosial sabagai mana mestinya.
Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 07.00 , sudah hampir sejam dia berada didepan televisi yang meyiarkan kampanye-kampanye politik yang di sampaikan oleh masing-masing para calon kandidat. Tahun ini memang merupakan tahun politik yang mana sebentar lagi akan dilaksanakanya pemilihan presiden untuk masa jabatan 2014-2015, jadi tidak heran lagi ketika rata-rata perusahaan Televisi menanyakan kampanye dari masing-masing kandididat yang mereka dukung.
Ia, mulai bosan dengan siaran yang semakin hari semakin tidak jelas kemana arah tujuannya, sehingga pada saat itu dia mematikan Televisi , pada hari ini doyok mempunyai agenda acara dengan temanya. Dia bergegas untuk menemui temanya bernama usop yang sudah menunggu disalah satu tempat yang sudah dijanjikan.
Selesai doyok berkemas dia segera meluncur ketempat janjian yang sudah disepakati bersama temanya. dengan mengendarai motor butut berwarna merah yang salalu setia menemani kemanapun ia hendak pergi. Kecepatan motor dikendarinya hanya mampu menunjukan 40 Km disepido motor itu dengan disinari terik matahari dan riuh suara kelakson mobil maupun motor yang terjebak macet, hatipun dengan jengkel bertanya “kemana janji si calon yang pernah terucap untuk meyelesaikan pemasalahan kemacetan ini , apa dia sudah lupa dengan sumpahnya sewaktu dia dilantik menjadi salah satu pemimpin di daerah ini” gumamnya dalam hati
Akhirnya perjuangan yang doyok lewati dijalan terhimpit kemacetan ia sampai ketempat tujuan. Kurang lebih 45 menit untuk doyok mencapai tujuan yang disepakatinya dengan Usop yang memang sudah menunggunya dari tadi.
Doyok lansung beranjak dari motornya , menuju kearah Usop yang terlihat sudah meyambutnya, Usop merupakan Mahasiswa salah satu perguran tinggi swasta yang tak jauh dari tempat mereka bertemu , ia sekarang menginjak semester 4 , dan Usop merupakan teman sekelas doyok sewaktu SMA dulu. Tidak heran jika mereka sangat dekat dan bersahabat.
“kemana aja ente , Kog lama sekali ?” tanya usop
“ente sih enak sop dekat kagak terkena Macet kesini , lah saya yang dari sana harus berjuang melewati macet , makannya saya terlambat. Maaf ya udah bikin ente nunggu sop” sahut doyok
“makanya ente tuu harus antisipasi dong dirumah, siapkan bodigat yang bisa membunyikan shiren agar ketika ente lewat para pengguna jalan tu minggir semua dan ente luluasa main serobot lampu lalu lintas , seperti para pejabat-pejabat kita yang jarang terkena macet” gurau usop
“hahahaha boleh juga tu ide ente sop” “mungkin itu akibat para pejabat pemerintahan kita seperti tutup mata melihat kondisi dijalanan yang tiap harinya macet, karena mereka kagak pernah ngerasainnya” ujar doyok.
Penulis : Giat Anshorahman
ADS HERE !!!