Posted by hmiisipkhatulistiwa
|
Maryadi | |
Hadirnya teknologi canggih telah banyak mengganti sejumlah tugas manusia. Perubahan dan pergeseranpun ikut berjalan secara alami seiring berputarnya roda ruang dan waktu. Seperti halnya yang terjadi pada abad ke 19 dimana pada saat itu perubahan sosial dan revolusi industri terjadi.
Berbagai penemuan ilmiah terjadi pada saat itu penemuan tersebut seperti pertanian, ilmu pengetahuan, sektor perbankan yang maju, peraturan dan penegakkan hukum yang mendukung perdagangan yang cukup modern, serta transportasi yang cukup baik.
Dimana hal itu terjadi tepatnya setelah perang dunia ke II. Dimana pada saat itu trnformasi dan revolusi baik di bidang industri maupun di bidang sosial masyarakat berkembang sangat pesat, dan pergeseran nilai sosial masyarakatpun terjadi. Secara tidak langsung pergeseran itu pun mempengaruhi aspek aspek manusia sperti, prilaku, etika, nilai, dan budaya yang sering di istilahkan dengan era tranformasi.
Lahirnya teknolog, tentunya sangat positif bagi kaum kapitalis dan negatif bagi kaum buruh dan kaum sosialis, dengan lahirnya teknologi kaum kapitalis banyak sekali memperoleh keuntungan ( keuntungan yang besar ) pada masa itu. Maka dari itu kaum sosialis awal memandang kapitalisme sebagai sistem yang tidak adil dan irasional, yang harus di gantikan oleh komunisme. Karena pada dasarnya kaum sosialis awal memandang kapitalisme dalam konteks historis. Menurut marx, kapitalisme telah mengakhiri ketidak adilan dan irasionalitas feodal, namun kapitalisme telah menggantinya dengan ketidakadilan dan irasionalitasnya sendiri. Namun, dengan jalan itu, ia pun telah menciptakan kemungkinan untuk menghapus sama sekali ketidakadilan dan irasionalisme itu. Kapitalisme telah mengembangkan industri, dan dengan demikian menciptakan kemungkinan terkumpulnya kekayaan yang besar. Ia juga menciptakan kelas buruh industri, yang mampu membangun komunisme dengan landasan industri. Jadi, sosialisme telah mengambil agenda sejarah bukan berkat kaum intelektual ataupun para buruh yang idealistis, namun berkat kapitalisme itu sendiri.
Berdasarkan realistis itu pula, tidak satupun di dunia ini yang abadi. Yang dulu di kaidahkan baik atau buruk, masa selanjutnya ikut mengalami perubahan. Semuanya di tuntut oleh perubahan, saat yang sama kita pun di hadapkan pada permasalahan yang serba kompeleks.
Perubahan yang bergerak serba cepat dalam kehidupan ini memaksa kita mempertanyakan kembali apa arti perubahan dan pergeseran itu? Dalam menghadapai situasi yang demikian, bagaimana sikap dan konsep kita ( mahasiswa ) ? hal ini sesungguhnya pertanyaan yang tidak saja menyangkut soal konsep pematangan pemikiran dan berbuat menghadapi kehidupan mahasiswa dewasa ini.
Tetapi justru transformasi dari perubahan tersebut tidak lepas dari kehendak manusia menuntut adanya perubahan itu sendiri.
Perubahan sosial budaya yang terjadi di sekitar kita dan yang sering di perhatikan oleh pakar ilmu sosial sperti karl marx, max weber, emile durkheim, dan lainnya. Semua adalah mencakup problema problema meningkatnya pembagian kerja dan diferensiasi sosial masyarakat, urbanisasi, industrialisasi, dan perluasan pendidikan. Tanpa kecuali media massa, kesehatan, penambahan fasilitas rekreasi, perubahan solidaritas sosial, dan sebagainya. Tentunya sulit smua ini untuk di diskusikan, karena pada dasarnya penulis hanya membahas sebagian kecil dari informasi informasi yang berkembang saat ini yang menuntut respons bagi mahasiswa. Terutama menyangkut aspek budaya ( dalam arti sempit ) yang terjadi pada lingkngan kita dan yang menjadi wewenang mahasiswa.
Selama ini struktur sosial menyangkut pada hubungan sosial antara individu maupun kelompok dalam suatu sistem sosial di mana hubungan hubungan tersebut di atur dan di kendalikan oleh nilai-nilai, norma-norma dan sanksi-sanksi yang berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Mahasiswa dalam konteks ini sering memperbincangkan perubahan yang terjadi, baik positif maupun negatif.
Dan mahasiswa perlu memandang arus perubahan, baik perubahan struktural maupun perubahan kultural sebagai proses dealektik, artinya perubahan struktural akan melahirkan perubahan kulturan atau sebaliknya,. Yang terpenting bagi kita adalah relevansikah perubahan tersebut bagi aktivitas mahasiswa.
Penulis : Wasekum P3A Kom. ISIP
ADS HERE !!!