|
Penulis : Habib FK Wasekum PTKP HMI FISIPOL UNTAN |
Di era modernisasi dan globalisasi ini pemuda dan
mahasiswa sedang terjangkit virus, virus kemalasan dan kemunduran
berpikir, implikasi dari hal itu kemudian menjadi dasar mengapa saat ini
ke dua organ pergerakan tersebut tidak lagi menjadi pengawal dan agen
kontrol sosial terhadap pemerintahan baik di pusat maupun daerah. Hal
ini seharusnya menjadi renungan seluruh pemuda dan mahasiswa bahwa
kondisi seperti ini tidak boleh di biarkan berlarut larut.
Kita
lihat dari sudut pandang kenegaraan dan wawasan nusantara terkait
Ancaman, gangguan, hambatan dan tantangan (AGHT) Indonesia kedepan.
Sudah menjadi Kewajiban bagi anak bangsa untuk mengetahui hal itu.
Panglima TNI 'Jend, Gatot Nurmantyo pernah mengatakan dalam sebuah forum
tentang Perspektif Ancaman Indonesia baik yang sedang berlangsung
maupun yang akan datang. : Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
menyampaikan, bahwa ada enam perspektif ancaman yang dihadapi bangsa
Indonesia di masa depan.
Enam
ancaman tersebut yaitu, menipisnya cadangan minyak dunia; meningkatnya
jumlah penduduk dunia; berkurangnya sumber pangan, air dan energi;
masalah terorisme; meningkatnya penyalahgunaan narkoba; dan persaingan
ekonomi global yang ketat.
“Apabila
perspektif ancaman bangsa Indonesia dimasa depan tidak dikelola dengan
baik, maka bangsa Indonesia bisa bernasib sama seperti beberapa negara
Arab Spring yang mengalami konflik atau perang saudara,” ujar Gatot
Nurmantyo saat menjadi salah satu narasumber di stasiun televisi swasta,
bertempat di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, selasa (08/11/2016) malam.
Lebih
lanjut Panglima TNI menyampaikan bahwa, Indonesia saat ini ibarat gadis
seksi yang menjadi rebutan negara lain, karena kaya akan sumber daya
alam yang menjadi salah satu negara equator di dunia, dimana pertumbuhan
vegetasinya tidak pernah habis.
“Indonesia
sebagai negara equator yang sangat kaya akan sumber daya alam adalah
warning yang patut menjadi kekhawatiran bangsa Indonesia dimasa yang
akan datang,” ujarnya.
“Kekayaan
sumber daya alam di Indonesia pernah disampaikan oleh Presiden RI
pertama Ir. Soekarno bahwa, suatu saat nanti negara lain akan iri dengan
kekayaan sumber daya alam Indonesia, dan Presiden RI Ir. H. Joko Widodo
saat baru dilantik menyampaikan hal yang sama bahwa, kaya akan sumber
daya alam bisa menjadi petaka,” imbuh Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Dalam
kesempatan tersebut, Panglima TNI menyampaikan bahwa beberapa negara
Arab Spring seperti Irak, Libya, Suriah saat ini mengalami konflik
akibat perang saudara yang dipicu oleh permasalahan dalam negerinya,
seperti agama dan terorisme. Permasalahan dalam negeri mereka dijadikan
sebagai alasan untuk masuknya negara lain ikut campur urusan dalam
negeri terkait kepentingan minyak.
Terkait
aksi damai pada tanggal 4 November 2016 yang lalu, Panglima TNI
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menuturkan bahwa, apabila aksi damai
tersebut tidak ditangani dengan baik dan bijaksana, maka tidak menutup
kemungkinan akan ditunggangi oleh kepentingan politik yang mengakibatkan
bangsa Indonesia mengalami kerugian.
Sehari
sebelum aksi damai, Panglima TNI bersama Kapolri telah memberikan
pengarahan dan mengingatkan kepada para Komandan Satuan TNI-Polri di
Mabesad, bahwa ada skenario untuk membuat petugas marah dan bertindak di
luar kepatutan saat berhadapan langsung para demonstran.
Dalam
kesempatan tersebut Panglima TNI menyampaikan ucapan terimakasih dari
Presiden RI Jokowi terkait pengamanan aksi damai yang dilaksanakan
TNI-Polri, sehingga dapat berjalan dengan tertib, aman dan lancar.
“Presiden
sebagai pemimpin Indonesia menyampaikan rasa bangga kepada seluruh
peserta aksi damai, dimana para demonstran yang jumlahnya ratusan ribu,
sangat patuh dan tertib terhadap perintah para Ulama, Habib, Kyai yang
mengawal aksi damai tersebut,” pungkas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Terkait
perspektif ancaman, apabila kita khususkan ke wilayah provinsi
Kalimantan - barat. Tentunya kita dalam ancaman pekerja asing ilegal
asal tiongkok, hal ini merupakan implikasi dari kerja sama ekonomi
antara pemerintah kita dengan Republik rakyat Tiongkok (RRT), evek
domino ialah ke daerah daerah, contoh real di daerah kecamatan
Kendawangan kabupaten Ketapang diserbu pekerja asing ilegal asal
tiongkok. Hal ini berdampak pada persaingan kerja dengan pribumi secara
otomatis, dengan skill yang kurang memadai, secara perlahan pekerja
pribumi akan tersisih.
Harapan untuk pemerintahan Jokowi-Jk kedepan lebih selektif dalam menerima pekerja asing dari negara manapun terlebih tiongkok.